Allahu Akbar!! Harum Nian Kain Kafan Gadis Penghafal Quran Ini. Ternyata Ia Meninggal Sembari Memegang Mushaf Quran
Kehidupan ini hanya sementara, akan tetapi kebanyakan orang lalai
dengan dunia. Sebenarnya kita keseluruhan telah menyadari bahwa suatu
saat liang lahat jadi rumah abadi. Oleh sebab itu semua orang punya
cita-cita ingin meninggal pada keadaan tenang atau di dalam islam
dengan khusnul khotimah.
Beberapa tanda kematian dalam keadaan khusnul khotimah diantaranya
meninggal tidak di tempat maksiat. Kisah meninggalnya gadis bernama
Malak ini boleh jadi mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita semua
tentang arti kehidupan sebetulnya dan akhir yang bahagia.
Ia terlahir ditengah keluarga yang kaya, ayahnya muslim di tengah sang
ibu yang beragama Nasrani. Ditengah orang tua yang kaya ternyata tidak
keseluruhan kebahagiaanbisa Malak dapatkan, termasuk kasih sayang dan
pengetahuan agama. Kehidupannya pun serba glamor dan boros, Malak
sudah terbiasa menyewa villa ketika libur sekolah sejak SMA.
Tak jarang Malak bergaul dengan kawan laki-lakinya, bahkan pernah
tidur bersama di satu kamar bersama dengan yang lain. Meskipun
demikian, Malak tidak pernah berbuat tidak senonoh dengan kawan
laki-lakinya. Suatu hari waktu liburan, Malak mengunjungi rumah salah
satu temannya. Saat Malak berbincang dengan teman-temannya, tiba-tiba
seorang wanita menyilakan teman lelakinya ke kamar.
Alangkah terkejutnya Malak saat melihat teman wanitanya berdua dengan
laki-laki di kamar sedang melakukan tindakan yang memalukan. Malak
marah seketika serta menampar wajah teman wanitanya, lalu ia berlari
pulang. Untuk pertama kalinya Malak merasa tersesat sama sekali tanpa
arah.
Titik Balik Kehidupan
Dari kejadian itu, Malak menjadi sering menyendiri lalu merenung.
Perubahannya bahkan terlampau ekstrim untuk seorang dengan kehidupan
serba cukup. Ia tak lagi menyukai pakaian yang serba terbuka bahkan
rumah mewah ia tinggali.
Kumandang adzan yang tak pernah ia dengar, suatu hari seolah mengusik
jiwa. Sejak itu, ia menentukan untuk sholat. Di rumah mewah itu,
satu-satunya perlengkapan ibadah yang ada ialah peninggalan neneknya.
Mukena lalu sajadah milik mendiang neneknya ia gunakan untuk sholat.
Dalam sholatnya, ia menyesali perbuatan yang selama ini ia jalani. Air
matanya menganak sungai saat sujud, ia menangis tersedu-sedu. Saat
berdoa, ia pertama kalinya mengaku merasakan ketenangan batin. Saat
pikiran jernih, Malak teringat akan pamannya yang alim. Ia pun
memutuskan untuk belajar agama pada pamannya.
Dari pamannya, Malak belajar agama Islam dengan kasih sayang, mulai
dari teknik wudhu yang benar sampai ilmu agama lainnya. Ia memutuskan
tinggal di rumah paman sekaligus guru agamanya, Malak tiba-tiba
menguatkan tekad untuk belajar lebih dalam.
"Paman, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghafal Alquran? " tanyanya.
"Insya Allah lima tahun, " jawab sang paman.
Dalam pikirannya, Malak khawatir tidak dapat menyelesaikan hafalan
Quran sebab usianya belum tentu sampai pada lima tahun ke depan.
Namun, dengan semangat belajar yang tinggi, sejak hari itu ia mulai
menghafal Alquran dengan bantuan sang paman.
Beberapa waktu berselang, ketika Malak sedang menghafal Alquran,
ayahnya datang dengan marah-marah meminta Malak untuk pulang. Tapi
Malak tidak ingin karena ingin melanjutkan hafalan Alqurannya. Setelah
perdebatan yang seru, akhirnya Malak diizinkan tinggal di rumah sang
kakek.
Subhanallah, tak lama berselang Malak telah menghafal 30 juz Alquran.
Belum sampai pada target lima tahun, ia sudah menjadi hafidzah. Justru
dalam waktu yang paling singkat, hanya tiga bulan. Cita-cita yang
selalu ia dengungkan dalam doanya kini telah terkabul.
Pasca bisa menghafal 30 juz dalam waktu 3 bulan, Malak mengadakan
acara syukuran. Seluruh keluarga serta kerabat diundangnya. Semua
sudah berkumpul, acara hampir dimulai tapi Malak tak kunjung terlihat
juga. Seorang wanita yang merupakan kerabat Malak sebelumnya melihat
Malak sedang sholat di kamar.
Terlampau lama menunggu, keluarga menjemput Malak di kamarnya.
Kemudian alangkah terkejutnya mereka saat melihat Malak, sang hafidzah
terbaring tanpa gerakan sedikitpun sembari memegang mushaf Alquran.
Setelah diperiksa, Malak telah wafat. Innalillahi wa inna ilaihi
raji'un.
Semua orang terkejut, terutama sang ayah. Tapi itulah yang terjadi,
Malak sudah pergi selamanya meninggalkan duni dengan gegap gempitanya.
Acara syukuran berubah menjadi tanggisan dari para keluarga dan kawan
dekat. Malak, meninggal dunia dalam keadaan yang baik.
Seketika itu, jenazah Malak segera diurus, mulai dari memandikannya.
Saat hendak dikafani, suatu keajaiban terjadi, kafan yang telah
disiapkan tiba-tiba hilang. Karena tidak kunjung ditemukan, keluarga
akhirnya menggunakan kain hijau yang terikat pada sebuah tiang di
rumah sebagai kain kafan.
Anehnya lagi, kafan gadis penghafal Quran sekarang beraroma harum.
Kain tersebut berbau wangi terus menerus setelah dipakai untuk
mengkafani jenazah Malak.
dengan dunia. Sebenarnya kita keseluruhan telah menyadari bahwa suatu
saat liang lahat jadi rumah abadi. Oleh sebab itu semua orang punya
cita-cita ingin meninggal pada keadaan tenang atau di dalam islam
dengan khusnul khotimah.
Beberapa tanda kematian dalam keadaan khusnul khotimah diantaranya
meninggal tidak di tempat maksiat. Kisah meninggalnya gadis bernama
Malak ini boleh jadi mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita semua
tentang arti kehidupan sebetulnya dan akhir yang bahagia.
Ia terlahir ditengah keluarga yang kaya, ayahnya muslim di tengah sang
ibu yang beragama Nasrani. Ditengah orang tua yang kaya ternyata tidak
keseluruhan kebahagiaanbisa Malak dapatkan, termasuk kasih sayang dan
pengetahuan agama. Kehidupannya pun serba glamor dan boros, Malak
sudah terbiasa menyewa villa ketika libur sekolah sejak SMA.
Tak jarang Malak bergaul dengan kawan laki-lakinya, bahkan pernah
tidur bersama di satu kamar bersama dengan yang lain. Meskipun
demikian, Malak tidak pernah berbuat tidak senonoh dengan kawan
laki-lakinya. Suatu hari waktu liburan, Malak mengunjungi rumah salah
satu temannya. Saat Malak berbincang dengan teman-temannya, tiba-tiba
seorang wanita menyilakan teman lelakinya ke kamar.
Alangkah terkejutnya Malak saat melihat teman wanitanya berdua dengan
laki-laki di kamar sedang melakukan tindakan yang memalukan. Malak
marah seketika serta menampar wajah teman wanitanya, lalu ia berlari
pulang. Untuk pertama kalinya Malak merasa tersesat sama sekali tanpa
arah.
Titik Balik Kehidupan
Dari kejadian itu, Malak menjadi sering menyendiri lalu merenung.
Perubahannya bahkan terlampau ekstrim untuk seorang dengan kehidupan
serba cukup. Ia tak lagi menyukai pakaian yang serba terbuka bahkan
rumah mewah ia tinggali.
Kumandang adzan yang tak pernah ia dengar, suatu hari seolah mengusik
jiwa. Sejak itu, ia menentukan untuk sholat. Di rumah mewah itu,
satu-satunya perlengkapan ibadah yang ada ialah peninggalan neneknya.
Mukena lalu sajadah milik mendiang neneknya ia gunakan untuk sholat.
Dalam sholatnya, ia menyesali perbuatan yang selama ini ia jalani. Air
matanya menganak sungai saat sujud, ia menangis tersedu-sedu. Saat
berdoa, ia pertama kalinya mengaku merasakan ketenangan batin. Saat
pikiran jernih, Malak teringat akan pamannya yang alim. Ia pun
memutuskan untuk belajar agama pada pamannya.
Dari pamannya, Malak belajar agama Islam dengan kasih sayang, mulai
dari teknik wudhu yang benar sampai ilmu agama lainnya. Ia memutuskan
tinggal di rumah paman sekaligus guru agamanya, Malak tiba-tiba
menguatkan tekad untuk belajar lebih dalam.
"Paman, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghafal Alquran? " tanyanya.
"Insya Allah lima tahun, " jawab sang paman.
Dalam pikirannya, Malak khawatir tidak dapat menyelesaikan hafalan
Quran sebab usianya belum tentu sampai pada lima tahun ke depan.
Namun, dengan semangat belajar yang tinggi, sejak hari itu ia mulai
menghafal Alquran dengan bantuan sang paman.
Beberapa waktu berselang, ketika Malak sedang menghafal Alquran,
ayahnya datang dengan marah-marah meminta Malak untuk pulang. Tapi
Malak tidak ingin karena ingin melanjutkan hafalan Alqurannya. Setelah
perdebatan yang seru, akhirnya Malak diizinkan tinggal di rumah sang
kakek.
Subhanallah, tak lama berselang Malak telah menghafal 30 juz Alquran.
Belum sampai pada target lima tahun, ia sudah menjadi hafidzah. Justru
dalam waktu yang paling singkat, hanya tiga bulan. Cita-cita yang
selalu ia dengungkan dalam doanya kini telah terkabul.
Pasca bisa menghafal 30 juz dalam waktu 3 bulan, Malak mengadakan
acara syukuran. Seluruh keluarga serta kerabat diundangnya. Semua
sudah berkumpul, acara hampir dimulai tapi Malak tak kunjung terlihat
juga. Seorang wanita yang merupakan kerabat Malak sebelumnya melihat
Malak sedang sholat di kamar.
Terlampau lama menunggu, keluarga menjemput Malak di kamarnya.
Kemudian alangkah terkejutnya mereka saat melihat Malak, sang hafidzah
terbaring tanpa gerakan sedikitpun sembari memegang mushaf Alquran.
Setelah diperiksa, Malak telah wafat. Innalillahi wa inna ilaihi
raji'un.
Semua orang terkejut, terutama sang ayah. Tapi itulah yang terjadi,
Malak sudah pergi selamanya meninggalkan duni dengan gegap gempitanya.
Acara syukuran berubah menjadi tanggisan dari para keluarga dan kawan
dekat. Malak, meninggal dunia dalam keadaan yang baik.
Seketika itu, jenazah Malak segera diurus, mulai dari memandikannya.
Saat hendak dikafani, suatu keajaiban terjadi, kafan yang telah
disiapkan tiba-tiba hilang. Karena tidak kunjung ditemukan, keluarga
akhirnya menggunakan kain hijau yang terikat pada sebuah tiang di
rumah sebagai kain kafan.
Anehnya lagi, kafan gadis penghafal Quran sekarang beraroma harum.
Kain tersebut berbau wangi terus menerus setelah dipakai untuk
mengkafani jenazah Malak.
Comments
Post a Comment