Manusia Perlu Belajar Dari Perilaku Monyet, Mau Tahu? Mari Mulai Belajar !!


Saya membaca dari sebuah website yang lupa namanya. Menilik dari judulnya, bukan berarti guruku seekor monyet dan juga bukan berarti monyet itu berprofesi jadi guru. Nah kalo guru berprofesi sebagai monyet aku nggak tahu dah! Jadi ngelantur!!

Langsung aja ke topik di atas, mungkin ada yang pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika. Caranya begitu unik. Sebab, teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu. Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau binatang sirkus. Dengan keaadaan monyet yang masih hidup tentulah harga penawarannya lebih tinggi ketimbang monyet yang sudah mati. Ingin tahu cara menangkapnya?

Belajar Dari Monyet
Belajar Dari Monyet

Caranya sederhana saja. Si pemburu menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya, agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples yang dibiarkan terbuka tanpa tutup.

Para pemburu melakukan hal ini di sore hari. Besok paginya, mereka tingal meringkus monyet- monyet yang tangannya terjebak di dalam botol dan tak bisa dikeluarkan. Lho kok bisa masuk nggak bisa keluar? Jawabannya adalah : monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangannya untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam toples. Monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya kareana menggenggam kacang yang banyak. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat karena tertanam di dalam tanah. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana !

Nah guru kita yang mana?...., bukan itu yang harusnya kita tanyakan (kecuali kalau ada diantara kita yang mencarinya). Pelajaran apa yang bisa kita petik dari cerita tersebut?? (ini baru pertanyaan cerdas - biar termasuk orang cerdas ... hehehe..). Mungkin kita akan tertawa melihat kebodohan monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenarnya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri (nah lo tambah bingung).

Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang. Kita sering dendam kepada orang dan tak mudah memberi /melepaskan maaf. Mulut kita mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih berada di dada. Kita tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa “toples-toples” itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut. (lever tingkat tinggi ya??)

Teman, sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya.

Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua “rasa tidak enak” terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu surga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya bersih.

" Jadi, kenapa kita masih tetap menggenggam toples-toples itu ? " Nyet!! lepasin toples itu nyet!! :)

Comments

Popular posts from this blog

Menu-menu dan Tab Pada Task Manager Hilang

SubhanAllaH !! Tentara Muslim Jepang Ini Telah Dilecehkan Keyakinannya. Pertolongan Allah Datang Dan Allah Menunjukkan KebesaranNYA. Baca Dan Sebarkan.

Stop Kebiasaan Mencabut Uban Anda! Gunakan Cara Ajaib Ini Untuk Menjadikan Rambut Uban Menjadi Hitam.